Bangunan yang tersisa pada Candi Bukik Awang Maombiak terdiri dari bagian kaki candi dan pondasi candi. Kaki candi terdiri dari 2 lapis bata yang langsung bersentuhan dengan tanah, sedangkan bagian atasnya berupa lapis lis (empat persegi panjang) yang terdiri dari 8 lapis bata. Sementara temuan profil candi lainnya tidak dapat dipastikan kedudukan dan posisinya. Struktur bangunan kaki candi terdiri dari kaki utama berukuran panjang 12 m dan lebar kurang lebih 4,5 m membujur arah barat-timur di sisi Selatan. Sementara bangunan tersebut untuk lapis 7 ke atas merupakan bangunan pengembangan yang melebar ke arah utara sepanjang kurang lebih 7,5 m dan panjang 12 m. Temuan makara mengindikasikan adanya tangga masuk candi. Dari hasil perbandingan dengan candi Padang Roco dapat diasumsikan bahwa tangga masuk candi kemungkinan berada di sisi Utara menghadap arah Sungai Batanghari.


Candi peninggalan Kerajaan Malayu Dharmasraya ini berlatar Hindu/Budha. Situs Candi Bukik Awang Maombiak ini sudah pernah diteliti oleh Puslitarkenas, Balar Sumatera Utara dan BPCB Sumatera Barat. Ekskavasi yang dilakukan pada lokasi terakhir dilakukan pada tahun 2015 oleh BPCB Sumatera Barat.


Candi Bukik Awang Maombiak terletak di bagian atas bukit kecil di Jorong Siguntur yang tidak terlalu tinggi. Tepatnya di Desa Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Oleh penduduk di sekitar candi, bukit itu dinamakan Bukik Awang Maombiak. Bukik dalam bahasa Minang artinya "bukit", awang artinya "rawa", dan maombiak artinya "melesak" atau "bergoyang" (labil).
Sesuai dengan keadaan topografinya bukit itu memang tidak besar dan dikeliling dataran yang sebagian besar berupa persawahan. Mungkin dahulunya dataran itu berupa genangan atau rawa, sehingga situs tempat candi tersebut oleh masyarakat dinamakan Bukik Awang Maombiak. Bukit itu terletak tidak jauh di sebelah selatan Sungai Batanghari.

Candi Bukik Awang Maombiak belum selesai diteliti. Dari ekskavasi yang sudah dilakukan dapat diketahui candinya sudah sangat rusak. Strukturnya sudah teracak, sehingga sulit untuk mengetahui bentuknya. Namun dari keletakan sisa-sisa bata bagian bawah kaki candi, yang masih terletak pada kedudukannya, dapat diketahui denahnya berupa empat persegi. Dengan ukuran 16,60 x 14,35 m, dan orientasi utara-selatan.


Menurut Hasan Djafar Berdasarkan temuan makara terakota di sisi utara, diduga tangga, atau pintu candi terdapat di sisi utara. Menghadap ke arah Sungai Batanghari. Dari beberapa kotak ekskavasi telah ditemukan pula beberapa fragmen hiasan terakota, yang memerlihatkan motif hias floral berupa sulur-sulur daun dan bunga.

Sampai saat ini Candi bukik awang maombiak baru terlaksana sebatas ekskavasi tahun 1998, tahun 2015 oleh BPCB Sumatera Barat dan belum dilaksanakan pemugaran.